Setiap peserta
didik berbeda, mereka memiliki karakteristik, kebutuhan, latar belakang, dan
kemampuan yang berbeda-beda. Menyamaratakan proses pembelajaran pada semua
peserta didik ibarat memaksakan semua hewan harus bisa terbang atau semua hewan
harus pandai berenang, padahal burung terlihat menawan ketika ia sedang
berliuk-liuk terbang, ikan terlihat hebat dengan kemampuannya berenang, ayam
tidak harus pandai terbang tinggi untuk mencari makan, dan kancil terkenal
dengan khasnya sebagai pelari cepat. Maka dalam kegiatan pembelajaran, ternyata
memaksakan murid untuk unggul dalam bidang yang bukan ia kuasai, atau tidak
menyesuaikan dengan kebutuhan dan latar belakangnya, hanya akan membuat murid bosan
dan menjadi tidak semangat dalam belajar.
Pembelajaran berdiferensiasi hadir
sebagai usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi
kebutuhan belajar individu setiap murid (Tomlinson (2000) .
Pembelajaran
berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang berorientasi kepada murid dengan
memperhatikan keberagaman murid seperti aspek kesiapan belajar, minat, dan
profil belajar murid yang dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan belajar
individu setiap murid. Jadi, dengan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi
diharapkan proses pembelajaran dapat diikuti oleh semua anak yang beragam
karakter, kebutuhan, latar belakang, dan minatnya.
Pembelajaran berdiferensiasi dapat
dilakukan dengan membuat pemetaan kebutuhan belajar terlebih dahulu. Guru dapat
membuat pemetaan kebutuhan belajar murid dengan tiga cara, yaitu diferensiasi
konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk. Pertama adalah
diferensiasi konten. Konten adalah apa yang kita ajarkan kepada murid-murid
kita. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadap tingkat kesiapan, minat
atau profil belajar murid yang berbeda atau kombinasi dari ketiganya. Kita bisa
menggunakan alat yaitu The Equalizer untuk mengukur readiness
atau kesiapan belajar siswa. Kedua adalah diferensiasi proses. Proses mengacu
pada bagaimana murid akan memahami atau memaknai apa informasi atau materi yang
dipelajari. Kita harus memikirkan proses seperti apa yang perlu dipersiapkan
untuk proses pembelajaran murid-murid, apakah mereka akan belajar secara mandiri
atau berkelompok, bantuan apa yang perlu disiapkan oleh guru dan siapa saja yang
memerlukan bantuan. Hal ini harus dipersiapkan sebagai bagian dari skenario
pembelajaran. Ketiga adalah diferensiasi Produk. Produk adalah hasil pekerjaan
yang harus dibuat oleh murid. Produk harus mencerminkan pemahaman murid dan
berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Kita perlu
mempertimbnagkan kebutuhan belejar murid sebelum menentukan penugasan
produk. Pada dasarnya diferensiasi
produk memberikan dua hal yaitu memberikan tantangan dan keragaman atau variasi
dan memberikan murid pilihan bagaimana murid mengekspresikan pembelajaran yang
diinginkan.
Lingkungan juga dapat mendukung terlaksananya
pembelajaran yang berdiferensiasi. Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan
sebagai guru untuk menciptakan lingkungan pembelajaran berdiferensiasi.
Pembelajaran berdiferensiasi harus dibangun di atas learning community. Learning
community adalah komunitas yang semua anggotanya adalah pemelajar. Komunitas belajar yang dapat mendukung
pembelajaran berdiferensiasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Memiliki
iklim dimana setiap orang dalam kelas akan menyambut dan merasa disambut dengan
baik
2. Setiap
orang di dalam kelas tersebut saling menghargai
3. Murid akan
merasa aman
4. Ada
harapan bagi pertumbuhan
5. Guru
mengajar untuk mencapai kesuksesan
6. Ada
keadilan dalam bentuk yang nyata
7. Guru dan
murid berkolaborasi untuk pertumbuhan dan kesuksesan bersama. Guru mempunyai
peran yang sangat penting untuk membentuk suasana kelas yang positif.
Pembelajaran berdiferensiasi bukan berarti guru harus merancang berbagai rencana pembelajaran yang akan diterapkan dalam satu kelas, akan tetapi guru memberikan perlakuan-perlakuan yang sesuai dengan kebutuhan murid. Sebagai contoh dari proses pembelajaran berdiferensiasi adalah melakukan proses pembelajaran sesuai dengan kesiapan belajar siswa, menggunakan media pembelajaran yang dapat memfasilitasi gaya belajar siswa yang beragam, membuat produk sesuai dengan minat siswa, dan memberikan pilihan kepada siswa untuk mendemonstrasikan pemahamannya dalam bentuk produk yang mereka minati. Dengan demikian, pembelajaran berdiferensiasi dapat membantu memenuhi kebutuhan belajar murid dan mencapai hasil belajar yang optimal.
Jika mengaitkan pembelajaran berdiferensiasi
dengan pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan dan
pengajaran, pembelajaran berdiferensiasi ini merupakan bentuk upaya untuk
melaksanakan pendidikan yang berpihak kepada murid yang berusaha untuk
melaksanakan proses pembelajaran yang sesuai dengan kodrat anak dan menegaskan
peran pendidik sebagai penuntun, pembimbing, dan fasilitator murid dalam proses
pembelajaran guna tercapainya tujuan pendidikan sebagai penuntun anak dalam
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar