Rabu, 17 Februari 2021

Koneksi Antar Materi 2.1.a.9 - Pembelajaran Berdiferensiasi Sebagai Upaya Pembelajaran yang Berpihak pada Murid

 

Setiap peserta didik berbeda, mereka memiliki karakteristik, kebutuhan, latar belakang, dan kemampuan yang berbeda-beda. Menyamaratakan proses pembelajaran pada semua peserta didik ibarat memaksakan semua hewan harus bisa terbang atau semua hewan harus pandai berenang, padahal burung terlihat menawan ketika ia sedang berliuk-liuk terbang, ikan terlihat hebat dengan kemampuannya berenang, ayam tidak harus pandai terbang tinggi untuk mencari makan, dan kancil terkenal dengan khasnya sebagai pelari cepat. Maka dalam kegiatan pembelajaran, ternyata memaksakan murid untuk unggul dalam bidang yang bukan ia kuasai, atau tidak menyesuaikan dengan kebutuhan dan latar belakangnya, hanya akan membuat murid bosan dan menjadi tidak semangat dalam belajar.

 

Pembelajaran berdiferensiasi hadir sebagai usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid (Tomlinson (2000) . Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang berorientasi kepada murid dengan memperhatikan keberagaman murid seperti aspek kesiapan belajar, minat, dan profil belajar murid yang dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Jadi, dengan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi diharapkan proses pembelajaran dapat diikuti oleh semua anak yang beragam karakter, kebutuhan, latar belakang, dan minatnya.

 

Pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan dengan membuat pemetaan kebutuhan belajar terlebih dahulu. Guru dapat membuat pemetaan kebutuhan belajar murid dengan tiga cara, yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk. Pertama adalah diferensiasi konten. Konten adalah apa yang kita ajarkan kepada murid-murid kita. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadap tingkat kesiapan, minat atau profil belajar murid yang berbeda atau kombinasi dari ketiganya. Kita bisa menggunakan alat  yaitu The Equalizer untuk  mengukur readiness atau kesiapan belajar siswa. Kedua adalah diferensiasi proses. Proses mengacu pada bagaimana murid akan memahami atau memaknai apa informasi atau materi yang dipelajari. Kita harus memikirkan proses seperti apa yang perlu dipersiapkan untuk proses pembelajaran murid-murid, apakah mereka akan belajar secara mandiri atau berkelompok, bantuan apa yang perlu disiapkan oleh guru dan siapa saja yang memerlukan bantuan. Hal ini harus dipersiapkan sebagai bagian dari skenario pembelajaran. Ketiga adalah diferensiasi Produk. Produk adalah hasil pekerjaan yang harus dibuat oleh murid. Produk harus mencerminkan pemahaman murid dan berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Kita perlu mempertimbnagkan kebutuhan belejar murid sebelum menentukan penugasan produk.  Pada dasarnya diferensiasi produk memberikan dua hal yaitu memberikan tantangan dan keragaman atau variasi dan memberikan murid pilihan bagaimana murid mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.

 

Lingkungan juga dapat mendukung terlaksananya pembelajaran yang berdiferensiasi. Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan sebagai guru untuk menciptakan lingkungan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi harus dibangun di atas learning community. Learning community adalah komunitas yang semua anggotanya adalah pemelajar.  Komunitas belajar yang dapat mendukung pembelajaran berdiferensiasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1.        Memiliki iklim dimana setiap orang dalam kelas akan menyambut dan merasa disambut dengan baik

2.       Setiap orang di dalam kelas tersebut saling menghargai

3.      Murid akan merasa aman

4.      Ada harapan bagi pertumbuhan

5.      Guru mengajar untuk mencapai kesuksesan

6.     Ada keadilan dalam bentuk yang nyata

7.     Guru dan murid berkolaborasi untuk pertumbuhan dan kesuksesan bersama. Guru mempunyai peran yang sangat penting untuk membentuk suasana kelas yang positif.

 

Pembelajaran berdiferensiasi bukan berarti guru harus merancang berbagai rencana pembelajaran yang akan diterapkan dalam satu kelas, akan tetapi guru memberikan perlakuan-perlakuan yang sesuai dengan kebutuhan murid. Sebagai contoh dari proses pembelajaran berdiferensiasi adalah melakukan proses pembelajaran sesuai dengan kesiapan belajar siswa, menggunakan media pembelajaran yang dapat memfasilitasi gaya belajar siswa yang beragam, membuat produk sesuai dengan minat siswa, dan memberikan pilihan kepada siswa untuk mendemonstrasikan pemahamannya dalam bentuk produk yang mereka minati. Dengan demikian, pembelajaran berdiferensiasi dapat membantu memenuhi kebutuhan belajar murid dan mencapai hasil belajar yang optimal.

Jika mengaitkan pembelajaran berdiferensiasi dengan pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan dan pengajaran, pembelajaran berdiferensiasi ini merupakan bentuk upaya untuk melaksanakan pendidikan yang berpihak kepada murid yang berusaha untuk melaksanakan proses pembelajaran yang sesuai dengan kodrat anak dan menegaskan peran pendidik sebagai penuntun, pembimbing, dan fasilitator murid dalam proses pembelajaran guna tercapainya tujuan pendidikan sebagai penuntun anak dalam mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar